Sabtu, 24 Desember 2011

Seragam ooooh Seragam


Seperti rekan-rekan ketahui bahwa pemberian seragam telah diatur dalam PKB Bab XI  Pasal 88, pasal tersebut salah satunya mengatur bahwa perusahaan memberikan seragam sebanyak 3 pasang selambat-lambatnya bulan MEI tahun berjalan. Adapun maksud dan tujuan pemberian seragam oleh perusahaan adalah agar setiap karyawan menggunakan pakaian sesuai standar yang telah ditentukan perusahaan dan memberikan image yang baik kepada pelanggan atau perusahaan lain yang melihatnya. Merupakan kebanggaan tersendiri pula bagi karyawan yang menggunakannya apabila seragam yang dikenakan terlihat elegant, rapih, bersih, dan enak dipakai. Apalagi bagi karyawan front liner yang langsung berhadapan dengan customer, secara tidak langsung memberikan kesan positif terhadap para penumpang.


Ternyata permasalahan yang terjadi sekarang adalah point-point yang terdapat diatas hanya menjadi angan-angan belaka bagi karyawan. Statement yang terdapat dalam PKB yang menyatakan bahwa perlengkapan kerja selambat-lambatnya dapat terealisasi di bulan MEI tidak dapat dipenuhi perusahaan dengan alasan yang berbagai macam dan saling melempar kesalahan. SP Pusat sudah mendesak management untuk dapat memberikan kompensasi uang sebagai pengganti keterlambatan pengadaan seragam, tapi management berargument bahwa proses pengadaan sedang berjalan dan tidak dapat dibatalkan. Sadar bahwa tahun lalu perusahaan juga telah memberikan kompensasi pengganti seragam  karena tidak tepat waktu dalam pengadaan seragam  maka SP  memberikan kelonggaran waktu. Setelah sabar dalan penantian akhirnya pembagian seragam dapat dibagikan dibeberapa cabang di bulan  oktober dan untuk Kantor Pusat sendiri di bulan desember dengan harapan bahwa seragam lama yang telah lusuh (terutama seragam untuk wanita karena sudah 2 tahun tidak diganti karena sulit mencari di luar) dapat langsung dipakai. Tapi harapan tinggal harapan, ternyata seragam yang diterima sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Banyak sekali keluhan-keluhan yang keluar dari karyawan ukurannya kekecilan, ukurannya kebesaran (lebih beruntung karena masih bisa dikecilkan), kualitas jahitannya tidak baik, sekali pakai langsung robek, seharusnya dapat  lengan pendek kok malah dapat lengan panjang dan juga sebaliknya, masih banyak keluhan-keluhan lainnya yang  mungkin terlalu panjang jika dituliskan.


Tidak habis pikir kenapa pengadaan seragam selalu terjadi masalah, bukankah setiap tahun selalu diadakan proses tersebut, apakah tidak belajar dari pengalaman yang terdahulu. Mungkin ini yang tersirat dalam pikiran kita. Untuk diketahui bahwa proses pengadaan seragam melibatkan Unit Personalia, Sekper, dan Tim pengadaan; Unit personalia sebagai user memberikan spech bahan & model seragam yang akan digunakan kepada Unit Sekper dan untuk proses tender diserahkan kepada Tim Pengadaan, setelah ditunjuk provider untuk  pembuatan seragam maka proses selanjutnya dilakukan oleh Unit Sekper sampai seragam jadi dan diserahkan ke Unit Personalia.

Nah.... dari alur proses diatas siapa yang paling bertanggung jawab atas kegagalan kualitas seragam....????, lebih baik kita tidak usah menuding siapa yang paling bersalah, ini semua kesalahan corporate yang saling terkait. Mungkin yang sekarang dapat kita lakukan adalah mengembalikan  seragam yang tidak dapat kita pakai ke IS masing-masing dari pada menuh-menuhin lemari, syukur-syukur bisa cepat diperbaiki oleh penjahitnya.
Sekarang kita coba bantu memikirkan bagaimana caranya agar tidak terjadi lagi kegagalan di tahun-tahun berikut, siapa tau didengar oleh petinggi-petingggi diatas. Ada beberapa masukan yang mungkin efektif bila diaplikasikan dalam pengadaan seragam (mungkin juga tidak efektif ) :
1.  Diberikan kompensasi uang pengganti seragam dan melibatkan pihak ke 3 (Koperasi) untuk menyediakan bahan yang sesuai dengan standar perusahaan terutama untuk seragam wanita mungkin lebih sulit mencari diluar. (ini meringankan beban perusahaan dan juga dapat memajukan koperasi karyawan)
2. Pegawai diberikan bahan dan model seragam serta kompensasi uang untuk menjahit masing-masing.
3. Proses pembuatan seragam dilakukan oleh masing-masing cabang, kantor pusat hanya memberikan bahan dan modelnya (memudahkan dalam memantau hasil jaitan).

Besar harapan kita semoga proses pengadaan seragam tahun depan dapat berjalan dengan lancar dan hasil jaitannya dapat dipertanggung jawabkan. Bukankah Gapura sedang gencar mencanangkan Budaya Perusahaan, dengan mengenakan seragam yang bagus, baik dan rapi juga menjadi pondasi yang sangat mendasar terbentuknya Budaya Perusahaan.

Demikian kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua

Salam - SP KMO-HLP

Kamis, 01 Desember 2011

BUDAYA PERUSAHAAN

Sebagaimana teman-teman ketahui bahwa belakangan ini perusahaan kita sedang giat-giatnya membentuk atau mencanangkan Budaya Perusahaan yang akan diterapkan dalam lingkungan perusahaan kita. Kami Pengurus SP KMO-HLP mencoba memberikan sedikit pencerahan apa, bagaimana dan apa pentingnya serta proses penentuan Budaya Perusahaan bagi perusahaan tercinta kita.
Agar setiap insan PT. Gapura Angkasa memiliki pedoman dan pegangan yang sama dalam bertindak & berperilaku, selain dibutuhkan pedoman tata kelola perusahaan (Code of Corporate Governance), juga diperlukan pedoman perilaku perusahaan (Code of Conduct) yang berlaku secara umum dan harus ditaati & dipatuhi.
Pedoman perilaku tersebut dimaksudkan sebagai panduan bagi setiap insan PT.Gapura Angkasa yang diharapkan dapat memberikan kejelasan tindakan yang harus dilakukan dan ditaati sesuai dengan nilai-nilai korporasi yang telah dibangun.
Sebenarnya Manajemen kita telah menetapkan nilai-nilai Budaya kerja sebagai pedoman berperilaku dan berpikir serta bersikap dan bertindak, yang tediri dari :

-          safety & Security
-          Customer Focus
-          Do with Integrity
-          High Productivity
-          Leading by Inovation

Meskipun ke lima nilai-nilai Budaya Kerja tersebut telah ditetapkan berlaku secara umum, namun implementasinya belum dapat berjalan karena kurang sesuai dengan tuntutan bisnis PT.Gapura Angkasa.
Kondisi seperti itu yang menyebabkan manajemen memandang perlu untuk segera melakukan pendalaman dan perumusan kembali terhadap nilai-nilai inti yang telah dimiliki, disamping melakukan pendalaman dan kajian tentang kemungkinan diperlukannya nilai-nilai inti yang baru, sesuai dengan tuntutan perkembangan dan perubahan yang terjadi

Adapun yang melatar belakang  pencanangan Budaya Kerja Perusahaan yang baru adalah :
    RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan)  telah menetapkan visi dan misi perusahaan yang baru sehingga perlu didukung dengan implementasi serta internalisasi budaya kerja yang tepat.
Kebutuhan akan transformasi paradigma lama menuju paradigma baru terutama yang berkaitan dengan aspek budaya kerja.


Setelah melakukan Riset Pendalaman Nilai Inti dan Perilaku Kunci dari Nilai-Nilai yang telah ditetapkan,  dengan melalui proses yang terdiri dari :
A.    FGD (Focus Group Discussion) Pendalaman nilai Budaya Kerja
Dalam tahap ini disusun kelompok Focus Group Discussion yang terdiri dari 6 responden dan maksimal 10 dalam tiap group, kelompok FGD ini berasal dari kelompok level management yang sama, yang dinilai mewakili pegawai di level top management, midle management & fungsional, dalam hal ini FGD diwakili dari Cab. CGK, CGO, Cab HLP dan KP.  Adapun maksud FGD ini adalah untuk pengumpulan data, guna menjaring pendapat dan usulan dari seluruh responden para peserta FGD berkaitan dengan nilai-nilai Budaya kerja PT.Gapura Angkasa.
B.    Perumusan nilai Budaya Kerja
Hasil dari tahap pertama yang berupa usulan nilai-nilai Budaya kerja PT.Gapura Angkasa dari setiap kelompok pegawai/management dibawa kedalam forum diskusi tim counterpart, dan selanjutnya melakukan diskusi untuk membandingkan pendapat-pendapat yang ada dengan melihat berbagai alternatif dan tingkat kepentingan serta tantangan dimasa yang akan datang. Dari kegiatan tahap kedua ini diperoleh konfigurasi 5 Nilai Budaya Kerja  yang dianggap relevan bagi kondisi perusahaan kita. Tiga diantaranya masih sama dengan nilai sebelumnya, sementara dua lainnya merupakan nilai yang baru.
Adapun usulan Nilai Budaya Kerja yang di syahkan penetapan oleh Direksi  adalah:

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN
FOKUS PADA PELANGGAN
INTEGRITAAS
PEDULI PADA SDM
KINERJA OPTIMAL

Nilai-Nilai Budaya ini tidak ada prioritas paling utama, semua menjadi prioritas yang harus dipatuhi dalam bersikap dan bertingkah laku oleh management ataupun karyawan.

Untuk mempermudah dalam pemahaman ke 5 Budaya Kerja tersebut, maka setiap budaya kerja dibuat definisi Operasional

Utamakan Keselamatan dan Keamanan
Definisi Operasional : menyadari & memahami bahwa bekerja didalam industri penerbangan sarat dengan peraturan/regulasi, standard keselamatan dan keamanan yang tinggi (highly regulated industry) sehingga didalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan kami mengedepankan faktor keselamatan dan keamanan dengan tetap memperhatikan etika dan kepentingan ekonomi perusahaan.

Fokus pada Pelanggan
Definisi Operasional : mengutamakan kepentingan pelanggan yang akan menikmati setiap upaya kerja yang dihasilkan dengan dilandasi sikap saling menghargai delam hubungan sebagai mitra bisnis.

Integritas
Definisi Operasional : Senantiasa berpedoman kepada Ketuhanan yang Maha Esa dengan menerapkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, kehrmatan, tanggung jawab, keteladanan, menyatukan pikiran, kata dan perbuatan, berani mengambil resiko selaku profesional dengan mengikuti kode etik dan norma-norma yang berlaku dalam menjalankan  organisasi sehingga tercapai tata kelola perusahaan yang baik dan benar.

Peduli pada SDM
Definisi Operasional : Menghargai SDM sebagai modal manusia (Human Capital) perusahaan dengan membangun SDM yang berkualitaas, kesejahteraan dan bermartabat.

Kinerja Optimal
Definisi Operasional : Bekerja secara profesional dengan mengutamakan efektifitas dan efisiensi dalam kesatuan tim kerja perusahaan yang solid dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

Dan program selanjutnya yang akan dilakukan agar Budaya Kerja ini dapat terimplemetasi dengan baik adalah :
  • Persiapan Implementasi Nilai-nilai Budaya  Perusahaan Melalui Pembentukan Change Agents oleh Konsultan & Tim Counterpart.
  • Membentuk dan Menyiapkan Pembina Utama dan Mitra Pengubah.
  • Pembuatan Reminder Tools.
  • Internalisasi dan Penguatan Nilai-nilai Inti Budaya Kerja Kepada Sel-sel Pengubah.
  • Sosialisasi Nilai-nilai Inti Budaya Kerja Kepada Seluruh Pegawai Gapura Angkasa
Nilai-nilai Budaya Kerja yang telah ditetapkan, sesungguhnya merupakan cerminan atas konsepsi nilai, keyakinan & juga pedoman perilaku nilai yang telah diidentifikasi, ditunjukan dan diusulkan oleh seluruh jajaran organisasi.
Rumusan Nilai-Nilai Budaya Kerja dalam kalimat pendek dan sederhana dalam Bahasa Indonesia diyakini dan diharapakan sangat membantu memudahkan pemahaman dan implementasinya oleh  semua karyawan.

Marilah kita junjung tinggi Nilai-Nilai Budaya Kerja yang telah dicanangkan oleh perusahaan kita, agar perusahaan yang kita cintai mempunyai martabat dimata Pelanggan / calon pelanggan dan perusahaan sejenis lainnya.



--BRAVO GAPURA ANGKASA--

Salam Seperjuangan
SP KMO-HLP

Nara Sumber : Oki Krisnasari


Senin, 28 November 2011

Cara Meningkatkan Kualitas Diri


Salah satu kunci sukses berkarier adalah jangan pernah membiarkan diri stagnan. Anda harus punya motivasi dan keyakinan dan untuk maju. Namun, tak cuma motivasi Anda juga harus punya skill untuk memadai. Ini tak hanya didiamkan begitu saja, Anda harus mengatur dan meningkatkan kemampuan Anda secara efektif. Upgrade kemampuan atau skill akan membuka kesempatan lebih besar untuk meraih posisi puncak, juga akan menjaga Anda terdepak akibat persaingan di kantor. Intinya, jangan cepat puas dan carilah cara untuk meningkatkan kualitas profesionalisme. Tak ada yang akan menikmati hasilnya selain diri sendiri. Paling baik, tentu saja, instrospeksi dan koreksi diri: mungkin semua karena kekurangan kita, yang tidak mampu mengembangkan (potensi dan kompetensi) diri sesuai tuntutan perusahaan. Sebab, kalau dipikir-pikir, pastilah tidak ada perusahaan yang berniat menghambat karier karyawannya.
Namun, di sisi lain, tak ada juga seorang karyawan atau profesional yang mau "dituduh" tidak maksimal, atau kinerjanya tidak bagus. Semua orang pasti merasa bahwa dirinya telah bekerja dengan baik dan melakukan yang terbaik untuk perusahaan.
Terlepas dari siapa yang salah siapa yang benar –kalau mau saling menyalahkan tak akan ada habisnya– sebenarnya sudah "nggak zaman" bagi seorang profesional untuk mengharapkan pihak lain atau perusahaan bertanggung jawab atas pengembangan dirinya.
berikut adalah beberapa trik untuk upgrade skill Anda:

1. Nilailah diri sendiri
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya Anda mengawalinya dengan menilai kinerja diri. Penilaian harus obyektif dan realistis. Jika Anda merasa kinerja Anda belum maksimal, nilailah seperti itu. Ambillah kertas, kemudian tuliskan poin-poin tugas apa saja yang Anda hadapi di kantor. Lalu, tanyakan pada diri Anda, seberapa jauh mampu menangani poin-poin tersebut.


2. Terus belajar
Pahamilah bahwa karier profesional merupakan sebuah proses di mana Anda memiliki kesempatan untuk mengikutinya terus menerus. Jadi, gunakan kesempatan ini untuk menguasai kemampuan profesional. Kerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya, ikuti aturannya, cari tahu kelebihan dan kelemahan proses yang Anda ikuti, dan seterusnya. Dengan demikian, Anda akan mampu menjalankan semua tugas Anda dengan baik, saat ini dan di masa datang.


3. Be responsible
Meskipun berada dalam naungan sebuah perusahaan, Anda yang akan menentukan karier. Jadi, bertanggungjawablah dan pastikan bahwa Anda mengambil semua peluang untuk meningkatkan skill profesional Anda. Memperoleh tawaran untuk mengikuti training, seminar, atau keanggotaan sebuah asosiasi profesional? Tak perlu ragu untuk ikut dan bergabung karena skill pun akan semakin jaya.


4. Jaga kinerja
Selain bertanggungjawab, Anda juga harus menerapkan standar pribadi di dalam mengerjakan tugas profesional Anda. Standar inilah yang akan menentukan kualitas kerja. Di sisi lain, kinerja inilah yang akan menjadi dasar kenaikan jabatan atau promosi. Jadi, jangan segan bertanya kepada atasan. Jika memang merasa perlu, mintalah job atau tugas baru yang menurut Anda menantang. Namun, jangan asal meminta penugasan. Ukur kemampuan dan yakin bahwa Anda memang mampu menerima tugas.


5. Jaga hubungan kerja
Meski tampaknya tak terkait langsung dengan skill, menjaga hubungan kerja dengan semua level merupakan salah satu strategi penting untuk mengembangkan kemampuan. Berusahalah agar mampu bekerja dalam tim secara efektif. Gunakan semua contoh dan teori profesional yang Anda punya untuk meningkatkan kinerja. Jika memungkinkan, jadikan diri Anda sebagai salah satu contoh bagi rekan kerja.

 
6. Ciptakan jaringan

Sisihkan dulu urusan kantor. Kini, saatnya untuk bersosialisasi dan menciptakan jaringan di luar kantor. Anda bisa bergabung dengan komunitas profesional di luar posisi karier, namun tetapi bisa meningkatkan kualitas kinerja Anda. Contohnya, jika Anda seorang akuntan, tak ada salahnya bergabung dengan komunitas bursa. Yakinlah, ilmu dan jaringan yang Anda peroleh dan bina di komunitas itu akan sangat membantu karier di kemudian hari.


7. Carilah mentor
Cara terbaik menguasai sebuah bidang adalah belajar dari ahlinya. Jadi, jangan ragu untuk mencari mentor atau guru. Tentu, bukan dalam arti harfiah. Anda bisa, kok, misalnya “berguru” kepada penulis favorit Anda melalui buku-buku karyanya. Secara tak langsung, Anda akan menguasai ilmu Sang Ahli tersebut dan kemudian Anda terapkan dalam tugas sehari-hari. Tapi, bisa juga Anda langsung meminta petunjuk dari ahli yang Anda kenal. Yang penting, Anda yakin bahwa “guru” Anda ini memang ahli dan sudah memiliki pengalaman di bidangnya.

Kalau perlu, carilah mentor sebanyak-banyaknya. Semakin banyak mentor, semakin banyak ilmu yang bisa diserap, sehingga ketika dihadapkan pada suatu persoalan kerja, Anda memiliki banyak solusinya.

8. Siapkan masa depan
Selalulah bertanya, “Apa yang akan terjadi besok? Bagaimana mengatasinya?” Salah satu ciri pemenang adalah selalu selangkah di depan lebih dulu ketimbang kompetitornya. Ketika kompetitor tengah asyik bergulat dengan persoalan hari ini, Anda sudah mencari solusi untuk persoalan yang muncul esok hari. Cobalah berlatih membiasakan diri untuk berada selangkah di depan. Dijamin, Anda akan menikmati hasilnya lebih cepat dari yang Anda perkirakan.

 
9. Asah terus skill Anda

Dewasa ini banyak sekali tawaran pelatihan atau kursus singkat untuk semua bidang profesi, dari mulai pelatihan soal keuangan perusahaan, pelatihan program komputer, pelatihan leadership, dan sebagainya. Nah, seperti halnya poin ke-2 di atas, jangan ragu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, sekalipun tak berkait langsung dengan posisi Anda. Jangan takut untuk mengikuti tes uji kemampuan. Biasanya ketakutan dan keraguan muncul ketika Anda belum melangkah. Begitu melangkah, Anda pasti mampu mengatasi keragu-raguan tadi dengan segera. Pengayaan skill ini sudah pasti akan menjadi poin tersendiri dalam menjalani karier Anda.


Menurut direktur dan pendiri Experd Eileen Rachman, yang menulis buku "Jadi Nomor Satu: Terdepan di Era Persaingan", profesional yang berhasil adalah mereka yang meyakini bahwa tanggung jawab untuk masa depan dan pengembangan karier ada di tangan dirinya sendiri. Kuncinya adalah investasi. Yakni, investasi pada diri sendiri. Dan, itu harus dilakukan terus-menerus. Investasi pada diri sendiri setidaknya meliputi:

1.Investasi pada wawasan dan keterampilan
Jangan menampilkan diri sebagai orang yang lamban, sulit diajak kompromi, keras kepala dan merasa sudah –atau, bahkan paling– mumpuni. Melainkan, tampilkan diri sebagai orang yang terbuka, mau belajar dan bisa menyerap setiap isu dengan cepat.
Bangun kebiasaan membaca dan optimalkan penggunaan internet untuk mencari tahu hal-hal baru. Pelajari cara-cara berkomunikasi, bernegosiasi dan berpersuasi secara langsung dari orang yang ahli yang ada di sekitar, jangan sekedar dari buku-buku panduan.
Ambil setiap kesempatan untuk belajar memimpin kelompok, mempraktikkan teknik-teknik manajerial dan menggunakan alat-alat manajemen –perencanaan, laporan, kontrol– dengan disiplin ketat sehingga cara kerja manajerial menjadi kebiasaan baru. 

2. Investasi pada portfolio sosial
Bayangkan Anda punya ratusan relasi, yang bukan hanya dari kalangan yang selevel dengan Anda, tapi juga dari kalangan manajemen top. Segala gerak Anda akan dipermudah karenanya. Ingat, portfolio sosial Anda bukan hanya terdiri dari orang-orang yang Anda kenal, kerabat dekat sendiri, tapi juga orang-orang yang kenal dan mengingat Anda. 

3. Investasi pada perangkat kerja
Contoh yang bagus untuk bagian ini adalah seorang wartawan yang kesulitan mewawancarai narasumber karena alat perekam yang dibawanya ternyata low batt  Ibaratnya, kalau mengelola baterai satu alat perekam saja tidak bisa, bagaimana mengelola hal-hal lain yang lebih kompleks. Ponsel, laptop…merupakan perangkat kerja kaum profesional zaman sekarang –mengoptimalkan fungsi-fungsinya merupakan suatu keharusan. 

4. Investasi pada kebugaran diri
Sediakan waktu yang cukup untuk berolahraga, menjaga asupan makanan, menjalani pola hidup sehat. Luangkan waktu untuk berkontemplasi, merenung dan menjalankan ibadah sehingga badan bugar dan jiwa bagaikan baterai yang habis di charge
Berhentilah mengeluh dan menyalahkan keadaan, dan mulailah berinvestasi pada diri sendiri sehingga orang lain pun tidak ragu untuk berinvestasi pada diri Anda. 

SUKSES ADALAH HAK SEMUA ORANG, TINGGAL MAU APA TIDAK KITA BERUSAHA MERAIHNYA

Sumber :
- http://beritaaneh.com/2010/12/10-cara-meningkatkan-kualitas-diri/
- http://www.portalhr.com/tips/meningkatkan-kinerja-dengan-berinvestasi-pada-diri-sendiri/

Pages

Cari Blog Ini